Teknologi Bangunan Tahan Gempa – Jika uang Anda terbatas untuk membangun rumah, apa yang sebaiknya Anda pilih; perkuat tulangan atau pasang keramik klasik agar rumah tidak tahan gempa?
Rumah kampung biasanya terbuat dari batu atau bata tanpa besi pelengkap. Dicat dengan warna-warni, beberapa rumah dilengkapi dengan pilar besar bergaya “Spanyol”.
Teknologi Bangunan Tahan Gempa
Padahal, Desa Muril berada di zona sesar Lembang, dan kontur bukit, tanah yang tebal dan lunak akan meningkatkan dampak gempa. Rupanya pada 28 Agustus 2011, gempa berkekuatan 3,3 skala Richter menghancurkan ratusan rumah di sana.
Ragam Rumah Tahan Gempa
Survei R&D Kompas (2011) terhadap 806 responden di enam kota di Indonesia menunjukkan bahwa hanya 10% penduduk yang mengetahui bahwa risiko bencana dapat dicegah atau dikurangi. Oleh karena itu, kebutuhan untuk membangun rumah tahan gempa tidak menjadi prioritas.
Belajar dari gempa yang menewaskan ribuan orang di Nepal, penguatan konstruksi, khususnya rumah penduduk, harus menjadi prioritas di Indonesia. Lebih dari 80 persen rumah penduduk terletak di daerah rawan gempa kuat (Teddy Boen, 2014).
Sulit menghitung berapa banyak rumah tahan gempa yang telah dibangun, karena kita tidak memiliki sistem untuk mengontrol kualitas rumah. Namun, gempa pesisir seperti gempa tahun 2006 yang melanda Yogyakarta dan menelan korban jiwa 6.234 jiwa, gempa Sumatera Barat tahun 2009 yang menewaskan 1.214 jiwa, dan gempa Gayo di Aceh Tengah yang baru-baru ini menelan korban jiwa 42 jiwa menegaskan lemahnya kualitas tersebut. dari tempat kami. Seperti pada gempa Nepal, hampir semua korban jiwa disebabkan oleh jatuh di atas rumah yang roboh.
Rumah adat di nusantara seperti yang masih terlihat di Kampung Naga (Garut) atau rumah adat di Banten, Nias, Aceh, Batak, Minang, Toraja atau Kampung Bedevi di Karo terbukti tahan gempa. Yang umum pada rumah-rumah ini adalah struktur kayu, dinding bambu atau papan, sambungan dengan tiang pancang atau teknik pengikatan, dan pilar batu.
Bangunan Tahan Gempa
Rumah-rumah ini juga sering memiliki balok silang yang saling mengunci. Jadi, di satu sisi, rumah-rumah ini memiliki pondasi yang lentur, tetapi badan bangunannya kaku. Teknik sambungan tiang pancang (tanpa paku) mencegah kerusakan struktur rumah jika terjadi gempa, karena cara sambungan ini memungkinkan balok penyangga berputar seperti engsel. Pada saat yang sama, dinding kayu atau bambu relatif ringan dan lentur, serta rumah tidak akan retak atau roboh akibat benturan.
Menurut Catatan William Marsden tentang Rumah Tinggi di Sumatera (1783), Salah satu alasan kuat penggunaan kayu pada rumah adalah seringnya terjadi gempa di daerah tersebut.
Meskipun Belanda memperkenalkan teknologi batu bata saat itu, sebagian besar penduduk tidak mau menggunakannya. Muhamad Radjab, jurnalis asal Minang, juga bercerita tentang ketidakcocokan rumah bata.
Dalam otobiografinya, Rajab menggambarkan gempa yang dialaminya pada 28 Juni 1926: “Semua rumah bata runtuh akibat gempa. Ratusan orang terkubur mati,” tulisnya. Sementara Radjab yang berlindung dari interogasi, diselamatkan.”Untungnya, istana kecil kita tidak terbuat dari batu.”
Makalah Material Tahan Gempa
Marsden dan Radjab mencatat bahwa masyarakat di Sumatera sudah sejak lama sadar akan bahaya gempa dan merespon dengan membangun bangunan tahan gempa. Situasi ini menegaskan apa yang ditulis Amos Rapoport (1969) bahwa rumah-rumah lokal selalu merespons lingkungannya dan merespons sumber daya dan konteks lokal. Rapoport memilih terminologi vernakular untuk membandingkan tren perumahan modern tanpa mempertimbangkan konteks lokal, termasuk kondisi geologis.
Persoalan kecenderungan rumah-rumah penduduk yang mengabaikan risiko gempa bumi memang menunjukkan hegemoni cara berpikir modern atas cara berpikir tradisional, sebagaimana dikritik oleh pemikir postmodernis Michel Foucault. Di Indonesia, hegemoni ini terjadi secara berlapis karena dilaksanakan melalui proses kolonial. Oleh karena itu, budaya rendah ini telah mendarah daging, bahkan ditiru, dalam budaya modern kita. Buktinya, rumah setengah bata atau bukan bata dianggap sebagai rumah semi permanen dan digunakan oleh pemerintah sebagai indikator kemiskinan (Ahmad Arif).
Versi cetak artikel ini dimuat di halaman 14 harian Kompas terbitan 6 Mei 2015 dengan judul “Ironi Rumah Batu”. JAKARTA, KOMPAS.com. Kerusakan akibat gempa Lombok disebabkan kondisi struktur bangunan yang tidak memenuhi standar aman gempa.
Oleh karena itu, perlu adanya sosialisasi tentang langkah-langkah aman membangun bangunan tahan gempa. Menurut Iman Satyarno, dosen Jurusan Teknik Sipil dan Lingkungan Universitas Gadja Mada, material dan struktur bangunan merupakan hal yang harus diwaspadai.
Kontruksi Bangunan Rumah Modern Tahan Gempa
Bangunan satu lantai. Biasanya bangunan jenis ini didesain dengan perhitungan yang primitif, bahkan material yang digunakan pun tidak terukur.
Untuk memperkirakan jumlah korban jiwa akibat robohnya rumah, pemerintah telah menyusun panduan Persyaratan Dasar Rumah Aman.
Buku ini merupakan hasil kerjasama Ditjen Cipta Karya, Kementerian Pekerjaan Umum (PU) dan Japan International Cooperation Agency (JICA).
Iman, salah seorang penulis, mengatakan bahwa dirinya berharap jika poster atau buku saku ini ditempatkan di setiap desa atau kecamatan, maka yang ingin membangun rumah bisa mencontohnya.
Penampakan Bangunan Rumah Tahan Gempa Dengan Teknologi Risha Di Cianjur
Ditjen Cipta Karya – Kementerian Pekerjaan Umum (PU) dan Japan International Cooperation Agency (Buku Saku JICA Buku Persyaratan Dasar Rumah Aman Gempa)
Dirjen Cipta Karya – Kementerian Pekerjaan Umum (PU) dan Japan International Cooperation Agency (JICA) Pembangunan balok/loop penghubung Pembangunan rumah tahan gempa
Ditjen Cipta Karya – Kementerian Pekerjaan Umum (PU) dan Japan International Cooperation Agency (JICA) Membangun atap rumah yang tahan gempa
Dirjen Cipta Karya – Kementerian Pekerjaan Umum (PU) dan Japan International Cooperation Agency (JICA) Pengecoran dinding rumah tahan gempa
Unit Rumah Tahan Gempa Di Cianjur Ditargetkan Tuntas Januari 2023
Dapatkan berita pilihan harian dan berita terkini dari Kompas.com. Join grup Telegram “Kompas.com News Update” caranya klik link https://t.me/kompascomupdate, lalu gabung. Pertama, Anda perlu menginstal aplikasi Telegram di ponsel Anda.
Jixie menemukan berita yang dekat dengan minat dan preferensi Anda. Kumpulan berita ini disajikan sebagai berita-berita pilihan yang lebih relevan dengan minat Anda.
Informasi Anda digunakan untuk memverifikasi akun Anda jika Anda memerlukan bantuan atau jika aktivitas yang tidak biasa terdeteksi di akun Anda.