Inovasi Pembelajaran Melalui Teknologi Informasi – Jakarta, (22/9) – Pusat Data dan Teknologi Informasi (Pusdatin) Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan mengkaji ulang Pemanfaatan Sumber Belajar (PSB). Di tahun kedua ini, tercatat 878 peserta dari seluruh Indonesia. Menurut asal lembaga tempatnya bekerja, peserta terbanyak adalah peserta SD dan sederajat dengan persentase 37,6%, diikuti oleh peserta SMA/SMK sederajat 30,5%, peserta SMA 28,4% dan sisanya berasal dari PAUD/TK dan juga dari SLB. Sebaran peserta berasal dari wilayah Jawa, Sumatera, Maluku, Papua, Kalimantan, Sulawesi, Bali, dan Nusa Tenggara.
Kegiatan ini untuk mendukung pemanfaatan TIK dalam Pendidikan Indonesia. Kemendikbud membutuhkan sumber daya manusia (SDM) yang berpengalaman dalam mengoptimalkan pemanfaatan sumber belajar serta sarana dan prasarana TIK yang tersedia di Sekolah. Pemanfaatan Sumber Belajar (PSB) di sekolah.
Inovasi Pembelajaran Melalui Teknologi Informasi
Sasaran utama Pelatihan Pemanfaatan Sumber Belajar di Sekolah adalah pendidik (guru) dan tenaga kependidikan sekolah yang mendapat bantuan Sekolah Inovatif, penerima bantuan 3T dan sekolah yang mendapat bantuan PSB sejak tahun 2017.
Pdf) Peran Guru Dalam Berinovasi Terhadap Perkembangan Teknologi Informasi
Tindakan pelatihan Pemanfaatan Sumber Belajar di sekolah bertujuan untuk meningkatkan pengetahuan peserta pelatihan di Pusat Sumber Belajar (PSB), meningkatkan kompetensi peserta dalam penggunaan Sumber Belajar di sekolah. pengetahuan dan kemampuan peserta dalam menggunakan sarana dan prasarana TIK untuk mendukung penggunaan Sumber Belajar; serta meningkatkan pengetahuan dan keterampilan peserta dalam menerapkan model pembelajaran dengan menggunakan konten dari sumber belajar online dan offline.
Pandemi telah membuka pintu inovasi bagi para guru untuk menciptakan proses pembelajaran baru yang kreatif dan inovatif untuk menumbuhkan minat belajar dari siswa, ujar Pj Plt. Kepala Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan M. Hasan Chabibie dalam sambutannya.
Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan antara lain melakukan pelonggaran dana BOS, Rapat Terbatas dan terakhir penyaluran bantuan biaya data Internet yang kesemuanya merupakan bagian dari implementasi kebijakan Merdeka Belajar.
Seluruh khazanah dan kekayaan yang diperoleh dari teknologi dan media harus diorkestrasikan untuk menciptakan proses pembelajaran yang inovatif bagi siswa, sehingga terus menghidupkan nyala pembelajaran siswa di seluruh Indonesia, tambah Hasan.
Pengaruh Kemajuan Teknologi Komunikasi Dan Informasi Terhadap Karakter Anak
Pelaksanaan pelatihan ini memiliki beberapa tahapan, diantaranya tahap persiapan, dalam mempersiapkan sarana dan prasarana kegiatan pelatihan (program pembelajaran, naskah pembelajaran dan LMS ramah). Pada tahap implementasi yang terdiri dari pelatihan pengurus/fasilitator kelas, pembukaan pendaftaran calon peserta pelatihan melalui aplikasi simpatik, pembagian peserta ke dalam kelas pelatihan, proses pembelajaran di kelas pelatihan melalui aplikasi simpatik.
Dengan langkah-langkah yang dilakukan, peserta diharapkan memahami bahwa Pusat Sumber Belajar tidak hanya dimaknai sebagai tempat menyimpan sumber belajar, tetapi sebagai satu kesatuan yang dapat menghasilkan sumber belajar dengan media yang berbeda-beda, ujar Uwes Anisek. Chairuman, Negara Jakarta. Profesor universitas.
Menurutnya, fungsi utama PSB seharusnya menghasilkan sumber belajar dengan menggunakan media yang berbeda, mengembangkan sistem pembelajaran dan menggunakan sumber belajar yang dapat dibuat oleh pihak internal dan eksternal sekolah.
Fungsi ini apabila dijalankan tidak terbatas pada suatu tempat tetapi dapat dilakukan secara individu oleh para guru. Dengan demikian, PSB akan menjadi ajang pembelajaran yang sempurna, efisien dan efektif serta menyenangkan bagi para siswa, tambah Uwes.
Manfaat Teknologi Informasi Di Berbagai Bidang Kehidupan
Kemudian peserta yang terbagi dalam 6 kelas dasar, seperti Ahli Senior Pengembang Teknologi Pembelajaran, Ahli Madya dan Ahli Junior, serta Organisasi IT yang siap membantu seluruh peserta, akan dibimbing dan dibimbing oleh para profesional.
Tidak dapat dipungkiri bahwa disrupsi teknologi membawa perubahan sistemik yang cepat dalam pendidikan, yang harus disikapi secara strategis. Bisa diatasi…
Berikut daftar pemenang Kihajar Award Night 2021: KIHAJAR STEM 2021 Rumah Belajar Dutar Daftar 2021 Daftar Pemenang Augmented Reality MembaTIK 2021 Game Edukasi Terbaik Lab Virtual Gerakan Terbaik…Jakarta (22/9) – Kembali bencana selalu ada berkah. Betapapun sulitnya pandemi Covid-19 bagi guru sekolah, ada sisi baiknya. Salah satu berkah yang dirasakan di sekolah adalah tumbuhnya inovasi pembelajaran oleh para guru. Artikel ini akan mengungkap beberapa inovasi yang dilakukan oleh para guru dari banyak guru besar negeri ini.
Inovasi tersebut antara lain pembelajaran menggunakan aplikasi berbasis LMS (Learning Management System), penggunaan jejaring sosial asinkron, pembelajaran dengan pendekatan campuran, keterlibatan orang tua siswa, penerapan model pembelajaran inovatif dan pembelajaran yang diarahkan pada kebutuhan siswa. Tujuan menulis adalah untuk mengumpulkan informasi awal untuk mendorong pengembangan inovasi pembelajaran.
Sekjen Kemendikbudristek: Diperlukan Rancangan Model Pembelajaran Yang Mendayagunakan Tik Yang Lebih Baik Lagi
Artikel ini saya persembahkan dengan harapan dapat menjadi inspirasi bagi para guru, pengembang teknologi pembelajaran dan pemangku kepentingan lainnya di bidang pendidikan.
Tantangan pembelajaran di masa pandemi menjadi peluang bagi guru sekolah untuk menumbuhkan inovasi pembelajaran. Suatu inovasi dapat dianggap sebagai pembaharuan atau sesuatu yang baru atau baru oleh seseorang atau kelompok. Sesuatu yang baru dapat berupa ide, gagasan, cara, metode, barang, alat, teknologi atau apapun yang membawa nilai tambah atau manfaat bagi yang menggunakan atau mengadopsinya.
Inovasi diterapkan oleh seseorang untuk memecahkan masalah secara efektif dan efisien. Selama pandemi, sekolah mengalami kendala yaitu tidak bisa melakukan pembelajaran tatap muka seperti biasa, siswa belajar dari rumah (BDR). Agar kegiatan BDR dapat berfungsi secara efektif, diperlukan inovasi. Guru diminta mengembangkan kreativitas untuk menciptakan suasana proses belajar mengajar, agar pembelajaran BDR efektif dan menyenangkan.
Tidak mudah mengelola kelas ketika guru dan siswa berada di tempat yang terpisah. Meskipun berbagai teori pembelajaran dan pengembangan teknologi informasi dan komunikasi (TIK) memungkinkan pembelajaran online. Namun, dalam praktiknya, banyak hal yang harus disesuaikan. Keberhasilan pembelajaran BDR setidaknya bergantung pada beberapa faktor, yaitu guru itu sendiri, siswa, orang tua, perangkat TIK, jaringan, dan lain-lain.
Pemanfaatan Aplikasi Digital Dalam Pembelajaran Dan Penilaian Di Sekolah Dasar (riset Pendidikan Prodi S2 Pedagogik Fip Upi Di Kota Bandung
Guru memegang peranan yang sangat penting dalam menciptakan pembelajaran. Sekalipun semua perangkat dan jaringan teknologi tersedia, jika guru tidak menciptakan lingkungan belajar yang baik, BDR gagal. Dukungan oran
g tua siswa juga sangat penting. Kerja sama antara guru dan orang tua sangat diperlukan, terutama bagi siswa sekolah dasar, taman kanak-kanak, dan pra sekolah.
Inovasi berasal dari kreativitas. Kreativitas adalah kemampuan untuk memikirkan ide-ide baru yang berguna secara bergantian. Kreativitas adalah kualitas yang selalu mencari hal-hal baru, sedangkan inovasi adalah kualitas yang mengimplementasikan solusi kreatif. Menjadi kreatif tapi tidak inovatif itu berlebihan (Rusli, 2017).
Beaty (2018), seorang ahli saraf, mengungkapkan bahwa bukti terbaru menunjukkan bahwa kreativitas melibatkan interaksi yang kompleks antara pemikiran spontan dan terkontrol. Di dalam otak terdapat jaringan yang disebut jaringan kreativitas tinggi yang dihasilkan oleh tiga jaringan, yaitu jaringan bawaan, jaringan eksekutif dan jaringan diam.
Kreativitas adalah hasil kerja otak, inovasi adalah perwujudan atau perwujudan dari hasil kerja otak. Oleh karena itu, dapat dikatakan bahwa guru yang inovatif adalah guru yang selalu berpikir untuk mencari solusi dari permasalahan pembelajaran yang dihadapinya, kemudian menerapkan solusi tersebut dalam kegiatan nyata. Inovasi lahir dari kecemasan.
Inovasi Pembelajaran Melalui Teknologi Informasi (internet)
Julaeha (2020) mengemukakan bahwa sebagai seorang guru yang setiap hari berinteraksi dengan anak, tidak ada salahnya untuk terus berinovasi dalam pembelajaran. Kesediaannya untuk menemukan, menjelaskan dan mencoba menemukan berbagai inovasi, pendekatan, metode dan sistem pembelajaran merupakan salah satu penopang munculnya berbagai inovasi yang segar dan mencerahkan.
Pada umumnya inovasi muncul dari adanya suatu kebutuhan. Kebutuhan ini timbul dari masalah yang dihadapi, teknologi baru, kebijakan baru atau rencana pengembangan, dll. Kesadaran akan adanya suatu masalah itu sendiri menjadi pendorong tumbuhnya inovasi. Misalnya, jika seorang guru melihat bahwa siswa tidak termotivasi untuk belajar, maka guru akan mencari cara atau metode yang efektif untuk meningkatkan motivasi belajar siswa.
Kepekaan terhadap masalah merupakan modal utama terciptanya inovasi. Adanya teknologi baru seperti hadirnya perangkat TIK di sekolah juga merupakan sebuah inovasi, dimana guru dituntut untuk dapat menggunakan perangkat teknologi tersebut secara efektif. Begitu pula dengan hadirnya kebijakan baru seperti internet di sekolah misalnya, telah melahirkan beberapa inovasi pembelajaran di sekolah.
Inovasi juga dapat diciptakan melalui perencanaan. Misalnya, sekolah yang memiliki program atau rencana lima tahun ke depan untuk menjadi sekolah unggulan, harus merancang dan merencanakan berbagai inovasi yang diperlukan untuk mendukung program tersebut.
Hadapi Era Disrupsi, Pai Umm Adakan Kuliah Tamu Inovasi Pembelajaran
Secara khusus, inovasi juga bisa muncul dari keterpaksaan. Pandemi COVID-19 adalah contoh yang bagus untuk ini. Ungkapan “kekuatan keputusasaan” sangat dikenal di masyarakat kita. Jadi saat keadaan darurat, kreativitas tumbuh subur. Dalam menjelaskan hasil Studi Pembelajaran Digital Indonesia Unicef, Bennett (2021) mengungkapkan bahwa 67% guru mengalami kesulitan dalam menggunakan perangkat dan platform online.
Namun, sayang sekali Unicef tidak mengetahui berapa banyak guru yang menjadi inovator karena kesulitan tersebut. Salah satu rekomendasi dari analisis studi mengatakan; Menyesuaikan metode pengajaran dengan kebutuhan siswa dan menghindari pendekatan “satu ukuran cocok untuk semua”. Tidak ada solusi tunggal untuk semua masalah. Dalam hal ini kepala sekolahlah yang mengetahui permasalahan pembelajaran di tempat masing-masing.
Oleh karena itu, guru harus memiliki kemampuan dan kepercayaan diri untuk memberikan solusi terhadap permasalahan belajar siswa. Dalam pengantar Conference on Quality Digital Learning, CEO GTK Iwan Syahrir (2021) mengatakan bahwa guru harus rela bertransformasi agar nyaman dengan ketidaknyamanan. Guru harus siap berubah sesuai dengan situasi dan kondisi yang berkembang. Setiap perubahan akan menimbulkan rasa tidak nyaman yang bersifat sementara, dan pada akhirnya Anda akan menemukan kenyamanan baru (new normal).
Dalam hal ini, kebijakan kemandirian belajar juga harus menjangkau guru, sehingga guru leluasa mengembangkan strategi dan inovasi pembelajaran, tanpa khawatir menyalahkan penilaian kepala sekolah atau pengawas. Pengalaman para guru yang bertemu mencari solusi di masa pandemi harus menjadi modal yang mendukung arah kebijakan kemandirian.
Pembaharuan Pembelajaran Di Sd
Karya inovasi pembelajaran, inovasi teknologi informasi, inovasi pembelajaran, pembelajaran teknologi informasi dan komunikasi, membangun indonesia melalui teknologi informasi dan komunikasi, lomba inovasi teknologi, pembelajaran berbasis teknologi informasi, teknologi informasi, inovasi teknologi, pembelajaran berbasis teknologi informasi dan komunikasi, komunikasi melalui teknologi informasi, pemanfaatan teknologi informasi dan komunikasi dalam pembelajaran